
Mengubah Skripsi Menjadi Naskah Publikasi dalam Safari Profesi
Innezdhe Ayang Marhaeni, calon widyaiswara di Narabahasa, memberikan kiat penulisan naskah publikasi dalam Safari Profesi bertajuk “Simsalabim, Menyulap Skripsi Menjadi Naskah Publikasi” pada Jumat, 3 Desember 2021, melalui ruang Zoom.
Safari Profesi merupakan program edukasi dari Narabahasa yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bahasa praktis keprofesian.
Pada acara itu, Innez terlebih dahulu menjelaskan bahwa naskah publikasi merupakan rangkuman keseluruhan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi mahasiswa sebagai bagian dari syarat kelulusan.
Untuk menyusunnya, Innez mengatakan, ada lima tahap praktis yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, yakni pembacaan ulang, perangkuman setiap bab, penghimpunan rangkuman, penyesuaian gaya selingkung, serta swasunting dan presentasi.
Pada tahap pertama, tiap mahasiswa perlu membaca ulang skripsinya sebelum mulai menulis naskah publikasi. Pembacaan ulang tersebut sekaligus bertujuan untuk kembali memahami skripsi yang telah diselesaikan.
Setelah memahaminya, mahasiswa kemudian perlu merangkum setiap bab dalam skripsi tersebut. Tujuannya agar skripsi itu menjadi lebih ringkas.
Tahap selanjutnya ialah menghimpun rangkuman tersebut. Ia menjelaskan, rangkuman dari setiap bab itu harus dihimpun ke bentuk yang lebih sederhana.
“Biasanya, pada tahap ini, kita dapat mengeliminasi data-data yang dianggap kurang penting atau prominen (menonjol),” ucapnya.
Usai menghimpun rangkuman itu, mahasiswa perlu menyesuaikan gaya selingkung yang ditetapkan universitas. Gaya selingkung dapat diketahui melalui pedoman penulisan yang diterbitkan oleh universitas.
Pada tahap terakhir, Innez berkata, mahasiswa perlu melakukan swasunting. Menurutnya, menyunting naskah publikasi adalah tahap yang paling krusial agar terhindar dari berbagai revisi.
Kepada peserta, ia juga memaparkan laras bahasa naskah publikasi. Ia mengatakan, naskah publikasi termasuk dalam laras ilmiah yang berciri paragraf dan kalimat panjang, pilihan kata baku dan ilmiah, serta ejaan yang tertib.
“Pemahaman tentang laras bahasa itu penting. Jika naskah publikasi itu sudah direncanakan dengan sistematis, tetapi laras bahasanya kacau, kemungkinan besar naskah itu tidak akan lolos revisi,” lanjut Innez.
Innez mengakhiri pemaparannya dalam Safari Profesi dengan memerinci tiap unsur dari wacana, paragraf, kalimat, kata, dan ejaan.
***
Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa