
Mengawali Kalimat dengan “Yang”
Bolehkah kita mengawali kalimat dengan yang? Tentunya, untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengetahui fungsi dan peran yang dalam tataran sintaksis. Kata tersebut tergolong dalam konjungsi, tepatnya konjungsi subordinatif. Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017), konjungsi jenis ini terbagi menjadi tiga belas golongan.
- Subordinatif waktu: sejak, sedari, semenjak, begitu, demi, ketika, sambil, selagi, selama, sementara, seraya, sewaktu, tatkala, setelah, sebelum, sehabis, selesai, sesudah, sesuai, hingga, dan sampai.
- Subordinatif syarat: asal(kan), apabila, jika, jikalau, kalau, dan manakala.
- Subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, dan andai kata.
- Subordinatif tujuan: agar, biar, dan supaya.
- Subordinatif konsesif: biarpun, kendati(pun), meski(pun), sekalipun, sungguhpun, dan walau(pun).
- Subordinatif pembandingan: alih-alih, daripada, ibarat, laksana, seakan-akan, sebagai, sebagaimana, seolah-olah, dan seperti.
- Subordinatif sebab: karena, sebab, oleh karena, dan oleh sebab.
- Subordinatif hasil: maka(nya), sehingga, dan sampai(-sampai).
- Subordinatif alat: dengan dan tanpa.
- Subordinatif cara: dengan dan tanpa.
- Subordinatif komplementasi: bahwa.
- Subordinatif perbandingan: … sama … dengan dan … lebih … dari … dari(pada) ….
- Subordinatif atributif: yang.
Ketiga belas konjungsi di atas berfungsi sebagai penghubung dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Lebih dari itu, konjungsi subordinatif dapat pula bertugas selaku pembentuk klausa. Artinya, selama yang berdiri sebagai pembentuk klausa, kata ini dapat mengawali kalimat. Perhatikan contoh berikut.
- Yang terlambat masuk kantor akan kena teguran.
- Yang menjadi ketua angkatan adalah Tono.
Selain itu, yang dapat ditempatkan pada awal kalimat sebagai pembentuk frasa nominal. Kemudian jika diperhatikan lebih jauh, yang selaku pembentuk frasa nominal memerlukan penanda takrif.
- Yang merah itu mobil saya.
- Yang tinggi itu adalah ayah saya.
Namun, berdasarkan pengamatan saya, yang jarang digunakan untuk mengawali kalimat dalam tulisan berlaras ilmiah. Sebaliknya, konjungsi ini begitu produktif sebagai permulaan kalimat dalam laras berita dan wacana ragam informal.
Rujukan:
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa