
Ciri-Ciri Sintaksis Nomina
Nomina adalah salah satu kelas kata utama. Dalam berujar dan menulis, kelas kata ini sering sekali kita gunakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri sintaksis nomina sehingga ia dapat dimanfaatkan secara tepat.
Ciri pertama nomina yang paling mudah untuk diidentifikasi adalah fungsinya sebagai subjek. Umumnya, nomina terletak pada awal kalimat. Perhatikan contoh berikut.
- Bapak belum pulang dari semalam.
- Polisi menilang kendaraan yang melanggar lampu lalu lintas.
- Gina pergi ke warung untuk membeli sabun.
Bapak, polisi, dan Gina merupakan nomina persona.
Kemudian, nomina pun dapat diikuti dengan kata atau frasa dari kategori lain seperti berikut.
- Rumah dikontrakkan tanpa perantara.
- Orang yang berbudi pasti suka berbagi.
- Malam pertama adalah momen yang paling ia nantikan.
Dikontrakkan, yang berbudi, dan pertama adalah verba, frasa adjektival, dan numeralia yang melekat pada subjek nomina.
Selain itu, nomina juga dapat ditegaskan melalui demonstrativa ini dan itu.
- Rumah ini dikontrakkan tanpa perantara.
- Orang itu pasti suka berbagi.
Satu ciri lain yang saya rasa acap dilupakan ialah perihal bentuk ingkar. Nomina memiliki bentuk ingkar bukan. Contohnya, bukan rumah, bukan orang, dan bukan polisi. Kridalaksana (2005) bahkan secara gamblang menuliskan bahwa nomina adalah kategori gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan tidak.
Perlu diketahui, nomina tidak hanya berfungsi sebagai subjek. Objek, pelengkap, keterangan atau adverbial, dan predikat pun dapat diisi oleh nomina. Perhatikan contoh berikut.
- Manchester United baru saja memboyong seorang gelandang tengah yang kreatif.
- Petani mulai enggan bertanam padi.
- Saya akan pulang pada Sabtu malam.
- Gina murid terpandai di kelas 10 A.
Pada keempat contoh tersebut, seorang gelandang tengah merupakan objek, padi adalah pelengkap, Sabtu malam berdiri sebagai keterangan, dan murid terpandai mengisi gatra predikat.
Rujukan:
- Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
- Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa