
Pembentukan “Memasalahkan” dan “Mempermasalahkan”
Kata memasalahkan dan mempermasalahkan mengalami afiksasi yang sama. Namun, barangkali, selama ini kita menduga bahwa bentuk dasar masalah pada kedua kata tersebut mendapatkan konfiks. Nyatanya, memasalahkan dan mempermasalahkan terbentuk berkat kombinasi afiks. Apa perbedaan antara konfiks dan kombinasi afiks?
Konfiks, menurut Kridalaksana, adalah afiks tunggal yang terdiri atas dua unsur, yaitu satu di muka dan satu di belakang. Konfiks sering juga disebut sebagai ambifiks dan sirkumfiks. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menemukan konfiks ke-an pada keadaan, pe-an pada pengiriman, per-an pada persahabatan, dan ber-an pada bersahutan. Ramlan serta Moeliono dkk. pun memaparkan bahwa konfiks dalam bahasa Indonesia hanya tergolong menjadi ke–an, pe-–an, per-–an, dan ber–an. Ketiga ahli bahasa tersebut tidak menyertakan me–kan ke dalam klasifikasi konfiks.
Sementara itu, kombinasi afiks adalah kombinasi dari dua afiks yang bergabung dengan bentuk dasar, seperti me-kan, me–i, memper-kan, memper–i, ber-kan, ter-kan, per-kan, pe-an, dan se-nya.
Perlu diketahui, konfiks terjadi secara serentak. Kata keadaan, misalnya. Ia merupakan konfiks karena bentuk dasarnya, ada, tidak mampu menjadi keada atau adaan saja. Konfiks ke-an harus langsung melebur pada ada sehingga membentuk makna yang berterima. Sebaliknya, kombinasi afiks terjadi secara bertahap. Berikut ini adalah proses pembentukan memasalahkan dan mempermasalahkan.
- Memasalahkan:
masalah -> masalahkan -> memasalahkan
- Mempermasalahkan:
masalah -> masalahkan -> permasalahkan -> mempermasalahkan
Kita juga harus mencatat bahwa dalam kombinasi afiks, sufiksasi terjadi lebih dahulu. Baru, setelah itu, prefiksasi dilakukan.
Rujukan:
- Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- ___________________. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Ramlan. 2019. Morfologi; Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa