
Afiks dalam Bahasa Indonesia
Afiks atau imbuhan adalah bentuk terikat. Bentuk lain yang melekat pada afiks akan mengalami perubahan makna dan kategori. Perlu kita tahu, afiksasi, yakni ‘proses pembubuhan afiks’, sangat produktif dalam bahasa Indonesia sebagai pembentuk kata. Berikut ini adalah kategori afiks dalam bahasa Indonesia menurut Kridalaksana (2010).
Prefiks
Afiks ini terletak di awal sebuah bentuk. Oleh karena itu, prefiks sering juga disebut sebagai awalan. Prefiks dalam bahasa Indonesia ada delapan, yaitu me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, dan se-.
Infiks
Infiks adalah imbuhan yang diletakkan di tengah sebuah bentuk. Imbuhan ini sering juga disebut sebagai sisipan. Empat infiks dalam bahasa Indonesia adalah -el- (misalnya dalam geletar), -er- (misalnya dalam kerudung), -em- (misalnya dalam gemetar), dan -in- (misalnya dalam kinerja).
Sufiks
Afiks ini berkebalikan dengan prefiks, yakni diletakkan di belakang sebuah bentuk. Ada tiga sufiks dalam bahasa Indonesia, yaitu -an, -kan, dan -i.
Barangkali, banyak dari kita hanya mengetahui tiga jenis afiks tersebut. Tentu saja, pada masa sekolah dulu, prefiks, infiks, dan sufiks adalah materi yang tidak boleh terlewatkan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Namun, ternyata ada tiga jenis afiks lagi yang perlu kita tahu, yaitu simulfiks, konfiks, dan kombinasi afiks.
Simulfiks
Berbeda dengan ketiga afiks sebelumnya, simulfiks berfokus pada ciri segmental yang mampu mengubah kategori sebuah bentuk lewat nasalisasi. Contohnya adalah kopi sebagai nomina yang beralih ke bentuk verba ketika awalannya dinasalkan menjadi ngopi. Contoh lainnya adalah sate menjadi nyate. Namun, ingat, tidak semua bentuk yang bersimulfiks akan mengalami perubahan kategori. Kebut menjadi ngebut atau tongkrong menjadi nongkrong, misalnya, tetap berkedudukan sebagai verba.
Konfiks
Konfiks, yang sering juga disebut ambifiks atau sirkumfiks, adalah imbuhan di awal dan belakang sebuah bentuk dasar. Bahasa kita mengenal empat jenis konfiks, yakni ke-an (misalnya dalam keadaan), pe-an (misalnya dalam pengiriman), per-an (misalnya dalam pertemanan), dan ber-an (misalnya dalam bertolongan).
Kombinasi Afiks
Kombinasi afiks dan konfiks memang mirip, tetapi tidak sama. Apabila konfiks terjadi secara serentak, kombinasi afiks terjadi secara bertahap. Kata melakukan, contohnya, bukan terbentuk melalui konfiks me-kan. Sebaliknya, kata tersebut pertama-tama mengalami sufiksasi -kan sehingga terbentuklah lakukan. Baru setelah itu, prefiks me- dibubuhkan.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kombinasi afiks ialah me-kan, me-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, ter-kan, per-kan, pe-an, dan se-nya.
Rujukan:
- Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- ___________________. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa