
Fungsi Huruf Tebal
Ketika membaca tulisan, kita sering menemukan huruf, kata, atau bahkan kalimat yang dicetak hitam dan tebal. Dalam tipografi, hal ini disebut huruf tebal. Huruf tebal sejatinya berfungsi untuk menekankan atau membuat penekanan pada suatu kata dalam kalimat. Kadang, banyak dari kita memukul rata fungsi huruf miring dan huruf tebal. Padahal keduanya memiliki peran yang berbeda.
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, peran huruf tebal diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Setelah itu, penggunaannya disempurnakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya:
- Jancok juga bisa ditulis dengan jancuk.
- Makna sera-sera dalam que sera-sera adalah ‘terjadilah’.
- Telanjur, bukan terlanjur.
Dalam tiga contoh di atas, huruf tebal digunakan sebagai penegasan pada kata atau huruf yang sebelumnya sudah ditegaskan dalam bentuk cetak miring.
Dengan demikian, kita perlu hati-hati dalam menggunakan huruf tebal untuk menegaskan huruf atau kata tertentu. Pada mulanya, penegasan atau pengkhususan dilakukan dengan huruf miring. Setelah itu, barulah huruf tebal menjalankan fungsinya.
Selain itu, huruf tebal biasanya dipakai untuk menegaskan bagian-bagian pada laporan atau karya ilmiah seperti judul buku, bab, atau subbab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/simbol, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Huruf tebal juga biasa ditemukan saat kita membuka kamus, yakni lema, sublema, serta lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
#HurufTebal #Ejaan
Rujukan:
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa