
Kata Pengantar Bukan Prakata
Pada bagian awal buku, biasanya kita berhadapan dengan halaman kata pengantar atau prakata. Selama ini saya mengira bahwa keduanya sama saja. Ternyata, kata pengantar bukanlah prakata. Keduanya memang bertugas sebagai gerbang bagi pembaca sebelum menyelami isi buku. Namun, ada perbedaan yang harus diperhatikan.
Kata pengantar adalah sambutan yang dituliskan oleh orang lain mengenai sebuah buku. Biasanya kata pengantar ditulis oleh seorang pemimpin, baik itu redaktur maupun ketua program, atau bisa juga seorang eksper yang dianggap pantas untuk menuliskannya. Dalam bahasa Inggris, kata pengantar disebut foreword, yang menurut Tucker Max bisa berfungsi untuk menaikkan kredibilitas penulis. Sejujurnya, saya pernah membeli buku karena kata pengantarnya ditulis oleh seorang pengarang besar, sekalipun nama penulis isi buku tersebut tidak saya ketahui. Pada momen-momen tertentu, saya rasa, ada baiknya jika kita menilai sebuah buku bukan dari sampul atau harganya, melainkan dari rekam jejak penulis kata pengantarnya.
Pada lain sisi, prakata atau preface ditulis oleh penulis buku itu sendiri. Di sini, penulis bisa memaparkan latar belakang, konteks, atau rangkuman buku. Penulis pun berkesempatan untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman menarik saat karya tersebut sedang digarap, bahkan mengungkapkan harapan atas terbitnya buku itu.
Jelas sudah perbedaan antara kata pengantar dan prakata. Yang saya herankan, sewaktu menulis skripsi, saya dengan bangga membubuhkan judul “Kata Pengantar” dan lolos dari revisi. Ah, jangan-jangan karena memang pembimbing atau dosen penguji saya tidak pernah membacanya.
Rujukan:
- Ferianto, Trian. 2021. “Semua Skripsi di Indonesia Salah, Prakata kok Jadi Kata Pengantar!”. Diakses pada 23 Juni 2021.
- Max, Tucker. “Preface vs Foreword vs Introduction: What’s The Difference?”. Diakses pada 23 Juni 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa