
Tentang Akhiran -in pada Verba Takbaku
Ketika sedang bersama teman sebaya dalam situasi yang tidak resmi, kita tidak diwajibkan untuk berbicara secara formal dan menggunakan kata baku. Tentu aneh rasanya apabila saya bertanya kepada pacar, “Apakah kamu mau membantu saya mengerjakan tugas ini?”
Salah satu ciri bahasa pada ragam nonformal adalah penggunaan imbuhan –in. Barangkali, Kerabat Nara pernah menuturkan sebuah kata yang diakhiri dengan sufiks ini. Namun, apakah ia bisa melekat pada semua kata? Dalam Pembentukan Kata dan Bahasa Indonesia, Harimurti Kridalaksana (2010) mengklasifikasikan fungsi sufiks -in sebagai pembentuk kata dalam ragam nonformal. Menariknya, ternyata sufiks -in hanya dapat membentuk kata kerja.
- Pola I: Mengekalkan verba dengan makna ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
Contoh: “Bacain cerita buat saya.”
2. Pola II: Mengubah nomina menjadi verba dengan makna ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
Contoh: “Kamu doain aku terus, ya.”
3. Pola III: Mengubah adjektiva menjadi verba dengan makna ‘menandai objek’
Contoh: “Jangan bohongin aku, deh!”
4. Pola IV: Mengubah adjektiva menjadi verba dengan makna ‘membuat jadi’
Contoh: “Coba kerasin suara kamu.”
5. Pola V: Mengubah numeralia menjadi verba dengan makna ‘membuat jadi’
Contoh: “Kok, dia mau, sih, diduain?”
6. Pola VI: Mengubah adverbia menjadi verba dengan makna ‘membuat jadi’
Contoh: “Coba kurangin gulanya, dong.”
7. Pola VII: Mengubah kata interogatif menjadi verba dengan makna ‘membuat jadi’
Contoh: “Kamu apain dia sampai nangis kayak gitu?”
8. Pola VIII: Mengubah demonstrativa menjadi verba dengan makna ‘dijadikan’
Contoh: “Tolong iniin, deh, tugas saya.”
9. Pola IX: Mengubah adjektiva menjadi verba dengan makna ‘melakukan untuk orang lain (benefaktif)’
Contoh: “Coba kamu baik-baikin dia, deh.”
10. Pola X: Mengubah nomina menjadi verba dengan makna ‘menjadikan’
Contoh: “Aku mau macarin adik kamu. Boleh?”
11. Pola XI: Mengubah frasa preposisional menjadi verba dengan makna ‘arahan ke’
Contoh: “Kamu ke manain sepatu saya?”
Kridalaksana tidak menuliskan kata-kata nonbaku selain verba yang mendapatkan akhiran -in. Kata muslimin dan hadirin, meskipun memiliki sufiks -in, tidak termasuk ke dalam kategori nonbaku. Barangkali sufiks –in melekat pada verba karena akhiran sepadan dengan -kan dan -i dalam ragam baku.
#sufiks #in
Rujukan: Kridalaksana, Harimurti. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa