
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Populer
Karya ilmiah murni memiliki kaidah dan prosedur khusus yang perlu dipatuhi oleh sang penulis seperti yang sudah saya bahas dalam artikel “Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah Murni”. Selain itu, dalam penyusunan bab, penggunaan gaya bahasa, serta penulisan sitasi, tulisan ilmiah murni juga memiliki ciri tersendiri. Tidak dapat dimungkiri, menulis secara ilmiah membutuhkan pikiran yang jernih juga hati yang tabah. .
Perlu diketahui, selain karya tulis ilmiah murni, ada pula tulisan ilmiah yang dapat disajikan dengan gaya yang lebih bersahabat. Penulisan ini disebut sebagai karya ilmiah populer, yakni karya ilmiah yang disajikan dengan cara dan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam. Karya ilmiah populer dapat dipublikasikan antara lain ke dalam bentuk memoar, biografi, autobiografi, katalog, buku panduan, buku modul, resensi, serta artikel.
Perbedaan antara karya ilmiah murni dan populer dapat ditinjau dari target pembaca, gaya bahasa, dan struktur penulisan. Dari segi pembaca, penikmat karya ilmiah populer menyasar kepada masyarakat umum. Hal ini jelas berbeda dengan pembaca karya ilmiah murni yang cenderung ditujukan kepada penguji, akademisi, dan peneliti.
Dengan target pembaca yang luas tersebut, karya ilmiah populer lantas dikemas melalui gaya bahasa yang lebih santai. Penulis bisa lebih leluasa dalam membangun suasana penceritaan. Bahkan, tidak jarang penulis memakai studi kasus keseharian atau metode perbandingan demi menggugah perhatian pembaca.
Selain itu, karya ilmiah populer juga tidak wajib untuk terang-terangan mencantumkan judul bab dan subbab. Tubuh karangan tidak mesti dibagi berdasarkan metode, hasil, analisis, simpulan, dan saran sebagai judul yang saklek. Yang sering diterapkan oleh penulis ilmiah populer ialah memecah karya menjadi beberapa bagian—sesuai dengan kebutuhan teks—dan menyematkan judul-judul subbab yang memesona.
Meskipun terkesan fleksibel, penulisan karya ilmiah populer juga membutuhkan kejernihan pikiran serta ketabahan hati. Ingat, karya ilmiah populer tidak lebih rendah daripada karya tulis ilmiah murni. Keduanya memiliki kompetensi penulisan yang berbeda. Seorang penulis karya ilmiah populer belum tentu bisa menulis secara ilmiah. Begitu juga sebaliknya.
Lalu, apakah ada penulis Indonesia yang mampu menulis secara ilmiah dan mampu menggugah pembaca lewat gaya yang memukau? Ada. Saya rasa, Ibu Melani Budianta piawai dalam hal ini.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa